> Skip to main content
Category

End Inequalities

Suara Perempuan Marjinal

By Indonesia

Buku Suara Perempuan Marjinal adalah kumpulan suara dan narasi perjuangan perempuan dari berbagai pelosok Indonesia yang mengalami ketimpangan ekonomi dan ketidakadilan gender. Buku ini lahir dari kolaborasi antara Aksi! for gender, social, and ecological justice dan Konde.co. untuk Feminist Journalism Training on Economic Inequality and Gender Injustice tanggal 28-31 Oktober 2023 in Jakarta, ditulis oleh para jurnalis perempuan dari 12 media berbagai kota.

Di dalam buku ini pembaca akan menemui berbagai liputan tentang dampak ekonomi yang mengakibatkan feminisasi kemiskinan, yaitu perempuan seringkali menjadi yang paling terdampak dari ketidaksetaraan struktural. Mulai dari kisah perempuan pesisir di Cilincing yang bergulat dengan proyek reklamasi, hingga kisah perempuan Bali yang menghadapi tantangan ganda dalam memenuhi kebutuhan air bersih. Setiap artikel menghadirkan potret kehidupan nyata, lengkap dengan perjuangan dan harapan para perempuan untuk kehidupan yang lebih adil.

Sebagai benang merah, buku ini menyoroti bagaimana berbagai proyek pembangunan tidak jarang justru mengorbankan perempuan yang hidup di garis kemiskinan. Di saat pemerintah menjanjikan kemajuan, perempuan-perempuan ini justru kehilangan sumber kehidupan dan dipaksa beradaptasi di tengah keterbatasan. Buku ini hadir untuk mengingatkan kita semua bahwa ketimpangan ekonomi dan ketidakadilan gender harus diperangi bersama, dengan menghadirkan jurnalisme yang berpihak pada keadilan sosial dan keberpihakan pada mereka yang terpinggirkan.

Kami berharap, Suara Perempuan Marjinal dapat menjadi bahan renungan dan inspirasi bagi semua pihak untuk terus memperjuangkan hak-hak perempuan di tengah ketimpangan yang masih merajalela.

Catatan Tahunan Solidaritas Perempuan 2024

By Indonesia

Tahun 2024, Solidaritas Perempuan merekam pengalaman perlawanan kolektif dan situasi berlapis perempuan dalam melawan pemiskinan struktural melalui catatan akhir tahun (catahu). Catahu direkam dan didokumentasikan bersama komunitas Solidaritas Perempuan sebagai upaya menyuarakan situasi dan ragam inisiatif gerakan feminis secara terus-menerus dan konsisten untuk mendorong pengakuan dan pemenuhan hak-hak perempuan.

Rekam jejak cerita perlawanan perempuan diharapkan dapat memupuk semangat solidaritas dalam mengobarkan perlawanan kolektif. Selain itu Catahu 2024 juga dapat berkontribusi sebagai dokumen strategis untuk mendukung kerja-kerja advokasi perserikatan solidaritas perempuan dalam mewujudkan hak asasi dan kedaulatan perempuan di berbagai ranah di tengah lapisan penindasan akibat paradigma kuasa ekonomi global dan sistem politik patriarki yang memiskinkan perempuan.

Badan Eksekutif Nasional Solidaritas Perempuan menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada perempuan di tingkat akar rumput yang hingga saat ini tetap konsisten berada di garis perlawanan. Selain itu, kami juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh pengurus, anggota, aktivis Perserikatan Solidaritas Perempuan yang terus menerus tanpa lelah merawat solidaritas dalam memperkuat dan memperluas gerakan politik feminis Perserikatan Solidaritas Perempuan.

Catahu ini merupakan bentuk penghormatan atas soliditas dan militansi semua pihak yang telah berkontribusi terhadap perlawanan tanpa batas. Kami berharap setiap pesan penting dalam semangat juang yang terekam dapat menjadi pemantik kobaran cahaya gerakan dalam perjuangan pembebasan perempuan.

Ketimpangan Gender dan Ekonomi dalam Politik Fiskal di Indonesia: Kertas Pengarah

By Indonesia

Laporan singkat ini menyajikan tinjauan umum kebijakan perpajakan Indonesia dan data mengenai beberapa bias gender dan permasalahan serius yang terlihat dalam pengelolaan perpajakan Indonesia – mulai dari kasus korupsi hingga penggelapan pajak. Laporan singkat ini kemudian menjelaskan bagaimana permasalahan ini berkontribusi terhadap ketimpangan ekonomi yang dihadapi perempuan di komunitas miskin, seperti beban pengeluaran rumah tangga yang lebih berat yang ditanggung perempuan dan dikenakan tarif PPN yang tinggi, tingkat penggelapan pajak yang lebih tinggi oleh laki-laki, dan alokasi penerimaan pajak yang tidak cukup menyeimbangkan kembali ketimpangan gender melalui layanan publik yang melayani kepentingan perempuan.

Asia Day of Action calls for “Tax Justice for Genuine People’s Recovery!”

By Campaign, Events, Global Inequalities

This press release coincides with the launch of the Asia Days of Action on Tax Justice, and highlights actions being taken by APMDD’s partners in Bangladesh, India, Nepal, Pakistan and the Philippines.

The statement demands changes and reforms in tax and fiscal systems, asking governments and the UN General Assembly to take action by ending unjust tax burdens on the poor, fairly and sharply taxing the wealth and income of corporations and the elite and ensuring taxes are used to meet people’s basic needs.

Tax Justice Now, towards Ending Inequalities And Building People’s Recovery and Resilience

By Campaign, Global Inequalities

The multiple crises brought to the fore by the pandemic have widened inequalities that had already been present and worsening before the COVID-19 outbreak. Any serious attempt at ensuring peoples’ recovery and addressing inequalities would require bold and decisive actions that strike at the root causes of inequalities and multiple crises.

Read the statement

Safai Karamcharis Andolan on Budget Promise on Sewage System

By India

“[The] budget fails to take notice of hundreds of deaths taking place in sewers or septic tanks, all these years, whereas we at Safai Karamchari Andolan have been demonstrating on the streets daily for the last 264 days in various parts of the country, demanding to put a complete halt on deaths taking place in sewers and septic tanks. Ironically, since we started this #StopKillingUs campaign on May 11, 2022, there have been more than 50 deaths of Indian citizens inside sewers and septic tanks. But, governments are mum on that.”

Safai Karamcharis Andolan responded to the Union Budget for 2023-2024 with a press release and a video. The organisation raised the issue of the SRMS (rehabilitation scheme) being removed from the budget and merging with the ‘NAMASTE’ scheme which only allocates budget for producing sewage cleaning machines, but not for the people.

The question was raised of why the human element has been lost and how the people themselves will be supported to step out of this work.

Read more

Gerakan Feminis dan Perjuangan Keadilan Ekonomi

By Indonesia

Perempuan di Komunitas terus berhadapan dengan berbagai situasi ketidakadilan maupun penindasan yang terjadi dan melanggar hak-hak yang dijamin dalam berbagai norma hukum di tingkat nasional hingga internasional. Ancaman krisis pangan, perampasan tanah, penggusuran, akses terhadap obat, air bersih, kesehatan, pendidikan dan layanan esensial lainnya yang semakin sulit terjangkau adalah sedikit dari realitas yang harus dihadapi oleh perempuan di akar rumput. Realitas tersebut pada faktanya, bersumber dari sistem ekonomi politik global yang didominasi oleh kuasa dan kekuatan aktor-aktor tertentu. Sistem ekonomi yang diciptakan untuk melanggengkan dominasi kuasa dan modal yang pada akhirnya menjadikan perempuan semakin terpinggirkan dan kehilangan sumber kehidupannya.

Ideoogi yang digunakan selama berabad-abad untuk membenarkan akumulasi modal pada kehidupan hari ini melalui neoliberalisme, patriarki dan kolonialisme merupakan inti dari ancaman yang sistemik dan saling terkait sehingga perlu dilawan dan dibongkar. Solidaritas Perempuan sebagai organisasi feminis yang konsisten bekerja pada lintas isu dalam berbagai bentuk krisis, penindasan dan identitas, disadari betul bahwa hak asasi perempuan, keadilan gender, keadilan ekonomi dan keadilan iklim untuk semua orang tidak dapat tercapai tanpa perubahan sistemik. Selain itu, ‘pemulihan feminis’ dari krisis akibat pandemi COVID-19 tidak mungkin terjadi jika tidak dikaitkan dengan agenda keadilan ekonomi yang luas yang bertujuan untuk menciptakan dunia yang adil, setara, damai dan sehat untuk semua.

Buku ini menjadi sebuah dokumen pengetahuan organisasi mengenai sistem ekonomi politik global yang berpengaruh terhadap kehidupan perempuan di Komunitas. Seiring dengan perkembangan situasi ekonomi politik, dan pengetahuan, tentunya buku ini juga akan selalu berkembang.

Feminisasi Pemiskinan dan Tantangan untuk Menyelesaikan Ketidakadilan Gender dalam Masyarakat di Indonesia

By Indonesia

Pandemi COVID telah membawa kenyataan pahit bahwa ketimpangan ekonomi dan gender tak hanya semakin memiskinkan perempuan. Namun membunuh manusia secara perlahan. Ada banyak orang yang meninggal dunia karena tidak mendapatkan perawatan rumah sakit maupun oksigen pada saat mendesak. Ada sebagian yang kelaparan karena tidak mampu membeli makanan akibat kehilangan pekerjaan maupun sumber kehidupan lainnya. Sebaliknya, kekayaan 10 orang terkaya di dunia naik dua kali lipat sejak pandemi dimulai. Meluasnya dan semakin dalamnya ketimpangan ekonomi dan gender bukanlah kebetulan. Melainkan pilihan paradigma pembangunan yang dilakukan saat kebijakan struktural dibuat untuk kelompok yang paling berkuasa dan memiliki modal.

Solidaritas Perempuan telah melakukan konsultasi wilayah di 6 daerah untuk mengumpulkan narasi pengalaman perempuan mengenai ketidakadilan gender dan ekonomi yang dihadapi di
akar rumput. Narasi ini kemudian menggambarkan pelanggengan feminisasi pemiskinan yang dilakukan oleh berbagai aktor: Negara, Korporasi hingga Lembaga-Lembaga Keuangan Internasional. Buku ini merupakan dokumentasi narasi situasi ketimpangan ekonomi dan gender di enam wilayah yang merujuk pada ketidaksetaraan yang terjadi dalam perbedaan penghasilan, kesempatan dalam pekerjaan, akses terhadap dan kontrol atas pendidikan dan sumber daya, serta kuasa dan representasi di antara gender yang berbeda.

Ketimpangan ekonomi dan gender saling berhubungan dan saling menguatkan satu sama lain yang muncul bukan hanya karena masalah perlakuan atau keterwakilan yang tidak setara bagi perempuan. Melainkan juga akibat dari kondisi dan hubungan ekonomi yang dilakukan untuk merugikan perempuan dan memperkuat stereotip gender sebagai pangkal dari berbagai bentuk ketidakadilan gender. Untuk itu, kita membutuhkan solusi yang sistemik. Yakni dengan  menghapus ketimpangan struktural dalam kerangka gender, ras, etnis dan kasta yang memperkuat kesenjangan ekonomi.

Civil Society Financing for Development Mechanism – Regional Briefing: Asia

By Global Inequalities

This briefing was created by the CSO FfD Mechanism for activists and advocates who are interested in getting involved in or learning more about how global economic governance relates to different sectoral and/or local and national struggles in Asia – including feminist movements, food sovereignty and land rights movements, climate justice activists, youth and student movements, human rights advocates, and more.