> Skip to main content
Tag

gender equality

Mengakhiri ketimpangan ekonomi dan gender serta feminisasi kemiskinan di Indonesia

By Indonesia

Buku ini disusun berdasarkan hasil dokumentasi kegiatan Dialog Multi Pihak yang diinisiasi oleh Aksi! for gender, social, and ecological justice selama tahun 2023-2024 di delapan kota di Indonesia, yaitu Ambon, Balige, Bengkulu, Denpasar, Jakarta, Kupang, Makassar, dan Purwokerto.

Buku ini menghadirkan refleksi mendalam tentang isu ketimpangan ekonomi dan gender serta feminisasi kemiskinan di Indonesia, sebagaimana dialami dan disuarakan oleh perempuan akar rumput dari berbagai sektor kehidupan. Dialog ini juga melibatkan para pemangku kebijakan, aktivis, tokoh masyarakat, serta sektor swasta dalam rangka mendengarkan dan membahas berbagai persoalan yang dihadapi perempuan, mulai dari perampasan sumber daya alam, kesenjangan akses terhadap layanan dasar, hingga bias gender dalam hukum dan kebijakan.

Prosiding ini terdiri atas tiga bagian utama. Bagian pertama memuat ungkapan dan pengalaman perempuan akar rumput mengenai ketimpangan gender dan ekonomi di berbagai wilayah kehidupan. Bagian kedua menyajikan pandangan para pengambil keputusan dan pemangku kepentingan terhadap isu-isu tersebut.

Sedangkan bagian ketiga merangkum refleksi dari dialog yang telah berlangsung, termasuk tindak lanjut dan rekomendasi yang dihasilkan. Benang merah dari buku ini adalah perjuangan kolektif untuk menghadirkan keadilan gender, sosial, dan ekologis melalui pendekatan partisipatif dan kolaboratif. Dialog-dialog ini menyoroti pentingnya pengakuan atas peran perempuan dalam masyarakat, penyelesaian persoalan struktural yang melanggengkan kemiskinan, serta perlunya kebijakan yang lebih responsif gender.

Menuntut Tanggung Jawab Negara Atas Hilangnya Kedaulatan Perempuan Atas Air

By Indonesia

Air adalah sumber daya alam yang terbatas dan barang publik yang fundamental bagi kehidupan dan kesehatan. HAM atas air merupakan jaminan untuk menjalani hidup sebagai manusia yang bermartabat. Hak atas air memberikan kekuasaan bagi setiap orang untuk mendapatkan air yang cukup/memadai, aman, dapat diakses secara fisik dan terjangkau untuk keperluan pribadi dan rumah tangga.

Ketentuan mengenai jaminan hak atas air bagi seluruh rakyat Indonesia ditegaskan dalam Pasal 33 ayat UUD NRI 1945 yang berbunyi “Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”.

Perempuan dan alam adalah dua entitas yang memiliki keterhubungan holistik. Pengalaman empiris perempuan dalam pengelolaan sumberdaya air tidak semata memenuhi kebutuhan rumah tangga dan kebutuhan kesehatan reproduksi. Pengalaman empiris perempuan dalam pengelolaan sumber daya air dilakukan sebagai aksi dalam melestarikan lingkungan melalui pertanian tradisional, sumber pangan, kebutuhan kesehatan reproduksi perempuan. Relasi holistik perempuan dan air juga dibutuhkan sebagai media budaya bagi masyarakat dan perempuan adat.

Namun, penghancuran lingkungan yang mengakibatkan pencemaran air, udara, tanah, sangat mempengaruhi kehidupan perempuan. Kompleksitas persoalan krisis air yang terjadi tidak terlepas dari skema kebijakan negara yang berorientasi pada investasi dibandingkan penghormatan, perlindungan dan pemenuhan hak warga negaranya atas air. Air dan sumber mata air hanya dilihat sebagai komoditas yang diprivatisasi pelayanannya, dimonopoli, ataupun dibiarkan rusak dan/atau tercemar akibat aktivitas industri, tambang atas nama investasi dan pembangunan. Hal ini turut diperparah oleh krisis iklim yang menghancurkan sumber mata air secara masif.

Modul Pelatihan Fasilitator Perempuan: Memfasilitasi Diskusi Ketimpangan Ekonomi dan Gender

By Indonesia

Modul ini disusun sebagai bagian dari komitmen Aksi! for gender, social, and ecological justice serta Solidaritas Perempuan dalam memperkuat kapasitas fasilitator perempuan dalam memahami serta merespons berbagai bentuk
ketimpangan ekonomi yang dialami oleh perempuan dan komunitas marjinal. Pelatihan ini bertujuan untuk membekali fasilitator dengan pengetahuan, keterampilan, serta perspektif feminis yang kritis dalam mengorganisir, memfasilitasi, dan memperjuangkan hak-hak perempuan di berbagai tingkat komunitas.

Secara garis besar, modul ini berisi berbagai materi yang mencakup pemahaman tentang ketimpangan ekonomi dari perspektif feminis, analisis interseksionalitas, strategi fasilitasi feminis, serta teknik advokasi dan pengorganisasian komunitas. Modul ini dirancang secara sistematis dengan pendekatan partisipatif agar para fasilitator dapat mengembangkan keterampilan mereka melalui diskusi, simulasi, dan refleksi pengalaman.

Kehadiran modul ini sebenarnya ingin membangun kesadaran kritis serta memperkuat kapasitas perempuan dalam menanggapi ketidakadilan ekonomi dan sosial yang mereka hadapi sehari-hari. Dengan menggunakan kerangka feminis dan metode fasilitasi yang inklusif, diharapkan para fasilitator dapat menjadi agen perubahan yang mendorong solidaritas, keberdayaan, dan aksi kolektif dalam komunitas mereka.

Kami menyadari bahwa tantangan dalam mengorganisir komunitas dan memperjuangkan keadilan sosial tidaklah mudah. Oleh karena itu, kami berharap modul ini dapat menjadi panduan yang bermanfaat bagi para fasilitator dalam
menjalankan peran mereka. Kami juga terbuka terhadap masukan dan saran dari para peserta serta fasilitator agar modul ini terus berkembang dan semakin relevan dengan kebutuhan di lapangan.

Training Jurnalistik Feminis

By Indonesia

Aksi! for gender, social and ecological justice (Aksi) adalah organisasi yang memantau pendanaan pembangunan dan perubahan iklim. Aksi! terlibat secara kritis dalam wacana dan
perdebatan mengenai kebijakan pembangunan dan perubahan iklim untuk memastikan perlindungan dan mempromosikan hak-hak perempuan dan hak-hak masyarakat yang terkena dampak. Juga untuk mendukung aksi-aksi perempuan akar rumput untuk memperoleh keadilan gender, sosial, dan ekologi.

Pembangunan ekonomi Indonesia yang berlandaskan investasi asing, utang luar negeri dan perdagangan internasional sejak rezim orde baru sampai saat ini, terus mendorong ekstraksi dan eksploitasi sumberdaya alam dan manusia. Hal ini telah menyebabkan kesenjangan ekonomi yang mendorong feminisasi kemiskinan di seluruh wilayah Indonesia.

Feminisasi kemiskinan akibat ketimpangan ekonomi secara struktural tidak banyak menjadi perhatian publik karena putaran informasi mengenai persoalan ini tidaklah banyak. Dibutuhkan banyak perhatian dan diskusi publik mengenai fenomena feminisasi kemiskinan ini, tidak hanya dari organisasi perempuan/organisasi masyarakat sipil tetapi melalui jurnalis. Saat ini dibutuhkan banyak jurnalis perempuan yang tidak hanya memiliki komitmen untuk ikut memperjuangkan hak-hak perempuan tetapi juga memiliki keterampilan menganalisis kemiskinan di Indonesia, melakukan investigasi, mengumpulkan fakta atau melaporkan berita ke publik dengan perspektif feminis.

Aksi! for gender, social and ecological justice bersama media perempuan Indonesia, yaitu Konde.co melakukan pelatihan jurnalistik feminis bagi 12 orang jurnalis perempuan yang berasal dari 9 kota, serta 8 aktivis perempuan dari 5 kota di Indonesia. Pelatihan ini berkontribusi pada jurnalis Perempuan yang mampu menganalisis kemiskinan di Indonesia dalam perspektif feminis. Serta, membangun jaringan jurnalis perempuan yang akan menjadi suara bagi perempuan yang hidup dalam kondisi miskin dan terpinggirkan sehingga perempuan dapat mencapai kehidupan yang lebih baik dan adil secara keseluruhan.

Prosiding Workshop/ Training: Ketimpangan Ekonimi & Gender di Indonesia

By Indonesia

Aksi! for gender, social and ecological justice (Aksi!) adalah organisasi yang salah satu programnya adalah Keadilan Ekonomi sebagai upaya menguatkan suara perempuan komunitas dalam perjuangan melawan ketidakadilan gender dan ekonomi. Model pertumbuhan ekonomi negara yang bertumpu pada eksploitasi sumber daya alam dan buruh, utang luar negeri, serta investasi asing langsung, merupakan akar persoalan proses pemiskinan. Model ini terus mendorong ekstraksi dan eksploitasi sumberdaya alam dan manusia. Akibatnya, kesenjangan ekonomi yang mendorong feminisasi kemiskinan di Indonesia.

Feminisasi kemiskinan akibat ketimpangan ekonomi secara struktural tidak banyak menjadi perhatian publik karena putaran informasi mengenai persoalan ini tidaklah banyak. Dibutuhkan banyak perhatian dan diskusi publik mengenai fenomena feminisasi kemiskinan ini, dimana salah satunya adalah pajak yang menghasilkan ketimpangan ekonomi dan gender di Indonesia. Aksi! percaya bahwa solusi untuk mengatasi krisis keadilan ekonomi perlu melibatkan reformasi pajak yang progresif sehingga dapat mengurangi kesenjangan pendapatan, peningkatan investasi dalam pendidikan dan pelatihan keterampilan. Namun, solusi ini menuntut pendekatan yang holistik dan kerjasama lintas sektor untuk menciptakan dasar ekonomi yang lebih inklusif dan adil.

Aksi! bersama Solidaritas Perempuan (SP) melakukan training/workshop mengenai “Ketimpangan Pajak dan Gender” yang diikuti oleh 28 perempuan dari 16 provinsi di Indonesia. Kegiatan ini merupakan kontribusi untuk pemahaman perempuan mengenai pajak sebagai salah satu penyebab ketimpangan gender dan ekonomi.

Suara Perempuan Marjinal

By Indonesia

Buku Suara Perempuan Marjinal adalah kumpulan suara dan narasi perjuangan perempuan dari berbagai pelosok Indonesia yang mengalami ketimpangan ekonomi dan ketidakadilan gender. Buku ini lahir dari kolaborasi antara Aksi! for gender, social, and ecological justice dan Konde.co. untuk Feminist Journalism Training on Economic Inequality and Gender Injustice tanggal 28-31 Oktober 2023 in Jakarta, ditulis oleh para jurnalis perempuan dari 12 media berbagai kota.

Di dalam buku ini pembaca akan menemui berbagai liputan tentang dampak ekonomi yang mengakibatkan feminisasi kemiskinan, yaitu perempuan seringkali menjadi yang paling terdampak dari ketidaksetaraan struktural. Mulai dari kisah perempuan pesisir di Cilincing yang bergulat dengan proyek reklamasi, hingga kisah perempuan Bali yang menghadapi tantangan ganda dalam memenuhi kebutuhan air bersih. Setiap artikel menghadirkan potret kehidupan nyata, lengkap dengan perjuangan dan harapan para perempuan untuk kehidupan yang lebih adil.

Sebagai benang merah, buku ini menyoroti bagaimana berbagai proyek pembangunan tidak jarang justru mengorbankan perempuan yang hidup di garis kemiskinan. Di saat pemerintah menjanjikan kemajuan, perempuan-perempuan ini justru kehilangan sumber kehidupan dan dipaksa beradaptasi di tengah keterbatasan. Buku ini hadir untuk mengingatkan kita semua bahwa ketimpangan ekonomi dan ketidakadilan gender harus diperangi bersama, dengan menghadirkan jurnalisme yang berpihak pada keadilan sosial dan keberpihakan pada mereka yang terpinggirkan.

Kami berharap, Suara Perempuan Marjinal dapat menjadi bahan renungan dan inspirasi bagi semua pihak untuk terus memperjuangkan hak-hak perempuan di tengah ketimpangan yang masih merajalela.

Catatan Tahunan Solidaritas Perempuan 2024

By Indonesia

Tahun 2024, Solidaritas Perempuan merekam pengalaman perlawanan kolektif dan situasi berlapis perempuan dalam melawan pemiskinan struktural melalui catatan akhir tahun (catahu). Catahu direkam dan didokumentasikan bersama komunitas Solidaritas Perempuan sebagai upaya menyuarakan situasi dan ragam inisiatif gerakan feminis secara terus-menerus dan konsisten untuk mendorong pengakuan dan pemenuhan hak-hak perempuan.

Rekam jejak cerita perlawanan perempuan diharapkan dapat memupuk semangat solidaritas dalam mengobarkan perlawanan kolektif. Selain itu Catahu 2024 juga dapat berkontribusi sebagai dokumen strategis untuk mendukung kerja-kerja advokasi perserikatan solidaritas perempuan dalam mewujudkan hak asasi dan kedaulatan perempuan di berbagai ranah di tengah lapisan penindasan akibat paradigma kuasa ekonomi global dan sistem politik patriarki yang memiskinkan perempuan.

Badan Eksekutif Nasional Solidaritas Perempuan menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada perempuan di tingkat akar rumput yang hingga saat ini tetap konsisten berada di garis perlawanan. Selain itu, kami juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh pengurus, anggota, aktivis Perserikatan Solidaritas Perempuan yang terus menerus tanpa lelah merawat solidaritas dalam memperkuat dan memperluas gerakan politik feminis Perserikatan Solidaritas Perempuan.

Catahu ini merupakan bentuk penghormatan atas soliditas dan militansi semua pihak yang telah berkontribusi terhadap perlawanan tanpa batas. Kami berharap setiap pesan penting dalam semangat juang yang terekam dapat menjadi pemantik kobaran cahaya gerakan dalam perjuangan pembebasan perempuan.

Ketimpangan Gender dan Ekonomi dalam Politik Fiskal di Indonesia: Kertas Pengarah

By Indonesia

Laporan singkat ini menyajikan tinjauan umum kebijakan perpajakan Indonesia dan data mengenai beberapa bias gender dan permasalahan serius yang terlihat dalam pengelolaan perpajakan Indonesia – mulai dari kasus korupsi hingga penggelapan pajak. Laporan singkat ini kemudian menjelaskan bagaimana permasalahan ini berkontribusi terhadap ketimpangan ekonomi yang dihadapi perempuan di komunitas miskin, seperti beban pengeluaran rumah tangga yang lebih berat yang ditanggung perempuan dan dikenakan tarif PPN yang tinggi, tingkat penggelapan pajak yang lebih tinggi oleh laki-laki, dan alokasi penerimaan pajak yang tidak cukup menyeimbangkan kembali ketimpangan gender melalui layanan publik yang melayani kepentingan perempuan.

Gerakan Feminis dan Perjuangan Keadilan Ekonomi

By Indonesia

Perempuan di Komunitas terus berhadapan dengan berbagai situasi ketidakadilan maupun penindasan yang terjadi dan melanggar hak-hak yang dijamin dalam berbagai norma hukum di tingkat nasional hingga internasional. Ancaman krisis pangan, perampasan tanah, penggusuran, akses terhadap obat, air bersih, kesehatan, pendidikan dan layanan esensial lainnya yang semakin sulit terjangkau adalah sedikit dari realitas yang harus dihadapi oleh perempuan di akar rumput. Realitas tersebut pada faktanya, bersumber dari sistem ekonomi politik global yang didominasi oleh kuasa dan kekuatan aktor-aktor tertentu. Sistem ekonomi yang diciptakan untuk melanggengkan dominasi kuasa dan modal yang pada akhirnya menjadikan perempuan semakin terpinggirkan dan kehilangan sumber kehidupannya.

Ideoogi yang digunakan selama berabad-abad untuk membenarkan akumulasi modal pada kehidupan hari ini melalui neoliberalisme, patriarki dan kolonialisme merupakan inti dari ancaman yang sistemik dan saling terkait sehingga perlu dilawan dan dibongkar. Solidaritas Perempuan sebagai organisasi feminis yang konsisten bekerja pada lintas isu dalam berbagai bentuk krisis, penindasan dan identitas, disadari betul bahwa hak asasi perempuan, keadilan gender, keadilan ekonomi dan keadilan iklim untuk semua orang tidak dapat tercapai tanpa perubahan sistemik. Selain itu, ‘pemulihan feminis’ dari krisis akibat pandemi COVID-19 tidak mungkin terjadi jika tidak dikaitkan dengan agenda keadilan ekonomi yang luas yang bertujuan untuk menciptakan dunia yang adil, setara, damai dan sehat untuk semua.

Buku ini menjadi sebuah dokumen pengetahuan organisasi mengenai sistem ekonomi politik global yang berpengaruh terhadap kehidupan perempuan di Komunitas. Seiring dengan perkembangan situasi ekonomi politik, dan pengetahuan, tentunya buku ini juga akan selalu berkembang.

Feminisasi Pemiskinan dan Tantangan untuk Menyelesaikan Ketidakadilan Gender dalam Masyarakat di Indonesia

By Indonesia

Pandemi COVID telah membawa kenyataan pahit bahwa ketimpangan ekonomi dan gender tak hanya semakin memiskinkan perempuan. Namun membunuh manusia secara perlahan. Ada banyak orang yang meninggal dunia karena tidak mendapatkan perawatan rumah sakit maupun oksigen pada saat mendesak. Ada sebagian yang kelaparan karena tidak mampu membeli makanan akibat kehilangan pekerjaan maupun sumber kehidupan lainnya. Sebaliknya, kekayaan 10 orang terkaya di dunia naik dua kali lipat sejak pandemi dimulai. Meluasnya dan semakin dalamnya ketimpangan ekonomi dan gender bukanlah kebetulan. Melainkan pilihan paradigma pembangunan yang dilakukan saat kebijakan struktural dibuat untuk kelompok yang paling berkuasa dan memiliki modal.

Solidaritas Perempuan telah melakukan konsultasi wilayah di 6 daerah untuk mengumpulkan narasi pengalaman perempuan mengenai ketidakadilan gender dan ekonomi yang dihadapi di
akar rumput. Narasi ini kemudian menggambarkan pelanggengan feminisasi pemiskinan yang dilakukan oleh berbagai aktor: Negara, Korporasi hingga Lembaga-Lembaga Keuangan Internasional. Buku ini merupakan dokumentasi narasi situasi ketimpangan ekonomi dan gender di enam wilayah yang merujuk pada ketidaksetaraan yang terjadi dalam perbedaan penghasilan, kesempatan dalam pekerjaan, akses terhadap dan kontrol atas pendidikan dan sumber daya, serta kuasa dan representasi di antara gender yang berbeda.

Ketimpangan ekonomi dan gender saling berhubungan dan saling menguatkan satu sama lain yang muncul bukan hanya karena masalah perlakuan atau keterwakilan yang tidak setara bagi perempuan. Melainkan juga akibat dari kondisi dan hubungan ekonomi yang dilakukan untuk merugikan perempuan dan memperkuat stereotip gender sebagai pangkal dari berbagai bentuk ketidakadilan gender. Untuk itu, kita membutuhkan solusi yang sistemik. Yakni dengan  menghapus ketimpangan struktural dalam kerangka gender, ras, etnis dan kasta yang memperkuat kesenjangan ekonomi.